Oral Presentation 52nd APACPH Turut Menghadirkan Topik Epidemiologi, Peserta Tak Hanya dari Indonesia

0

FKM NEWS – Salah satu rangkaian acara 52nd Asia Pacific Academic Consortium for Public Health (APACPH) adalah oral presentation yang digelar selama dua hari, yakni 27-28 Oktober 2021. Pada Rabu (27/10/21), kegiatan ini mengangkat empat topik, yakni terkait dengan nutrition, health system and healthcare, occupational health and safety, dan epidemiology.

Pada topik epidemiology yang dihadiri oleh lebih dari 90 peserta dari berbagai instansi ini berlangsung sejak pukul 13.30 sampai 15.00 WIB. Oral presentation topik epidemiology diikuti oleh sembilan peserta yang asalnya tidak hanya dari Indonesia, diantaranya Hyesu Jong dari Korea dan Iku Haru Morioka dari Jepang. Dipandu oleh dua moderator, yakni Ibu Trisari dan Bapak Hario Megatsari, Oral Presentation hari pertama sukses diselenggarakan meskipun secara virtual.

Kesembilan peserta oral presentation diperkenankan untuk memaparkan hasil penelitiannya dengan berbagai macam topik bahasan yang berbeda dilandaskan pada pendekatan epidemiologi ini, diberikan kesempatan memaparkan menggunakan video atau presentasi secara langsung. Tidak lupa, terdapat sesi tanya jawab dari peserta dan juga dari moderator.

Salah satu peserta pada kegiatan tersebut adalah Sri Haryuni, seorang mahasiswi doktoral (S3) Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (UNAIR), mengusung topik “Blood Pressure, Glucose Level, and Mortality of Patients with Acute Coronary Syndrome (ACS)”. Menggunakan desain penelitian observasional retrospektif pada 110 sampel yang didapat dari data rekam medis penderita sindrom koroner akut dari Rumah Sakit Dr. Iskak, Tulungagung. 

Melalui penelitiannya, ditemukan korelasi antara tingkat tekanan darah dan kadar glukosa terhadap kematian penderita sindrom koroner akut. Pada akhir presentasinya, Sri Haryuni mengatakan bahwa pengecekan dan pengawasan tingkat tekanan darah serta kadar glukosa secara berkala sangat perlu dilakukan, demi mencegah meningkatkan kematian pasien Acute Coronary Syndrome (ACS). (*)

Penulis: Erina Krisnawati

Editor: Dita Aulia Rahma