FKM NEWS – Masalah tidur adalah masalah umum yang dialami oleh hampir seluruh orang. Bahkan menurut studi epidemiologi, hampir sepertiga manusia di bumi mengalami kesulitan tidur atau biasa disebut dengan insomnia. Buruknya kualitas tidur tersebut berkaitan erat dengan kondisi kesehatan mental seseorang. Sebelumnya pernah diasumsikan bahwa buruknya kesehatan mental akan menyebabkan masalah tidur. Sebaliknya, masalah tidur juga akan menyebabkan terganggunya kesehatan mental. Oleh karena itu, hubungan sebab-akibat antara kualitas tidur dengan kesehatan mental memerlukan penelitian lebih lanjut.
Sejauh ini hubungan antara kualitas tidur dan kesehatan mental masih terus diteliti. Adapun upaya pendekatan intervensi atau campur tangan, seperti penelitian tentang efek dari intervensi untuk meningkatkan kualitas tidur yang mengacu pada kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan. Selain itu, diteliti juga upaya analisis untuk mengukur efek intervensi pada kesehatan mental. Namun, keduanya tidak menghasilkan kesimpulan yang kuat dikarenakan beberapa faktor, antara lain pada tinjauan sebelumnya terdapat studi yang tidak berhasil memanipulasi tidur, cenderung menguji efek intervensi terhadap tidur pada kesehatan mental di titik waktu pasca-intervensi pertama, serta fokus tinjauan sebelumnya terbatas pada depresi, kecemasan dan CBTi.
Tinjauan yang digunakan saat ini adalah pendekatan intervensi terhadap sebab-akibat untuk mengatasi masalah dan memberikan perkiraan akurat tentang efek perubahan kualitas tidur sebagai akibat intervensi perubahan kesehatan mental. Sehingga dilakukan uji coba terkontrol secara acak mengenai manipulasi tidur, pengukuran kesehatan mental titik tindak lanjut, serta dalam ruang lingkup luas. Sehingga prediksi utamanya adalah intervensi akan meningkatkan kualitas tidur dan mengacu pada peningkatan kesehatan mental.
Tabel 1. Efek meningkatkan tidur pada hasil kesehatan mental
Gambar 2. Plot hutan menunjukkan pengaruh meningkatkan tidur pada stres, ide bunuh diri, PTSD dan ruminasi
Gambar 3. Plot hutan menunjukkan efek meningkatkan tidur pada hasil spektrum psikosis
Berdasarkan data, dapat ditemukan tingkat rata-rata efek intervensi serta tingkat keberagaman substansi. Secara keseluruhan, penelitian meta-analisis uji coba terkontrol secara acak tersebut mendukung pandangan bahwa tidur memiliki hubungan sebab-akibat dengan gangguan kesehatan mental. Sehingga, kualitas tidur merupakan target utama dalam penanganan kesehatan mental baik klinis maupun non-klinis. Kemudian penelitian di masa depan harus mempertimbangkan intervensi yang lebih baik untuk memperbaiki tidur agar nantinya dapat dimasukkan ke dalam perawatan kesehatan mental, serta tindakan dan penjelasan tentang tidur memberikan efeknya pada kesehatan mental. (*)
Referensi:
Scott, A. W. (2021). Improving Sleep Quality Leads to Better Mental Health: A Meta-Analysis of Randomised Controlled Trials. Sleep Medicine Review, 60: 101556.
Penulis: Lutfi Alfiyana
Editor: Dita Aulia Rahma