Kita semua tahu bahwa kesehatan merupakan hal terpenting dalam kehidupan kita. Bagaimana tidak, tubuh yang sehat memampukan kita untuk bisa melakukan kegiatan produktif secara optimal. Menjaga kesehatan bisa dilakukan melalui kebiasaan kebiasaan kecil yang dapat kita lakukan sehari hari, salah satunya adalah cuci tangan pakai sabun. Kebiasaan ini seharusnya sudah dikenalkan sejak dini kepada anak anak, agar perilaku cuci tangan pakai sabun dapat menjadi kebiasaan sehat hingga dewasa.
Cuci tangan pakai sabun? Pasti kita semua sudah familiar dengan pesan ini, tapi banyak juga dari kita yang belum melakukannya dengan benar dan tepat. Inilah salah satu dasar pemikiran mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga dalam melakukan kegiatan Intervensi Perubahan Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun. Selain itu sebuah penelitian menunjukkan bahwa tingkat cuci tangan pakai sabun di perkotaan Surabaya hanya sebesar 21%. Apabila dilihat dari level sekolah, penilaian nasional tentang ketersediaan tempat cuci tangan di sekolah menunjukkan bahwa 41% sekolah tidak memiliki fasilitas Cuci Tangan Pakai Sabun dan air yang berfungsi baik(Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini,2020). Dalam hal perilaku cuci tangan, sekolah berada di tingkat sedang dan di tingkat rendah dalam hal teknik mencuci tangan.
United Nations International Children’s Emergency Fund (UNICEF) juga menyatakan bahwa ini merupakan tantangan bagi penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Karena persamaan misi dari FKM UNAIR Divisi Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku dan UNICEF, munculah sebuah kerjasama untuk mengadakan Intervensi Perubahan Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun di sekolah wilayah kota Surabaya dalam program magang bagi mahasiswa. Pelaksanaan perubahan perilaku CTPS ini dilakukan dengan pendekatan RANAS yakni risiko (Risk), sikap (Attitude), norma (Norm), kemampuan (Ability), dan pengaturan diri (Self Arrangement).
SDN Ketabang 1 yang berlokasi di Jalan Ambengan, Kecamatan Genteng, Kota Surabaya merupakan salah satu sekolah intervensi yang dituju. Kedatangan mahasiswa direspon dengan antusias oleh warga sekolah termasuk kepala sekolah, guru hingga siswa siswanya. Kegiatan ini dimulai dengan pembukaan dan juga diskusi aktif dengan kepala sekolah dan guru-guru SDN Ketabang 1 terkait hambatan dan solusi penerapan Cuci Tangan Pakai Sabun di sekolah. Kemudian juga ada penayangan video dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terkait pentingnya CTPS di sekolah. Kegiatan minggu selanjutnya adalah melakukan kunjungan ke siswa-siswi kelas 3,4 dan 5. Kunjungan ke kelas meliputi pemberian edukasi dan informasi pentingnya CTPS melalui lagu, media hingga permainan yang menarik dan seru.
Tibalah pada acara Gebyar Cuci Tangan Pakai Sabun dalam memperingati Hari Cuci Tangan Sedunia pada tanggal 15 Oktober. Seluruh warga sekolah, tim Promkes Puskesmas Ketabang hingga dosen pembimbing mahasiswa hadir dalam acara ini. Terdapat perlombaan menggambar dan mewarnai, kreasi lagu hingga pemilihan Duta Kecil CTPS SDN Ketabang 1. Acara ini sekaligus mengapresiasi siswa siswi yang telah mengikuti kegiatan CTPS dengan baik serta para guru yang sangat mendukung jalannya intervensi perubahan perilaku CTPS.
Oleh : Tesalonika Arina Pambudi
Happy Global Handwashing!