Plastik telah menyebar hingga lingkungan laut di seluruh penjuru dunia. Sejumlah besar sampah plastik di laut berasal dari sumber kontinental melalui sungai seperti limbah industri serta limpasan sedimen pantai. Selain itu, kegiatan industri lepas pantai juga dapat menjadi sumber sampah plastik di laut. Di antara jenis sampah plastik, mikroplastik menjadi perhatian khusus. Terlebih kurangnya teknologi yang tersedia untuk mengukur keberadaan mikroplastik di lingkungan berpotensi mengancam kesehatan biota laut bahkan manusia.
Mikroplastik merupakan pecahan dari puing-puing plastik yang lebih besar sehingga membentuk partikel berukuran mikro. Karena ukurannya yang sangat kecil, organisme di laut dapat menyerap mikroplastik ke dalam tubuhnya melalui sistem pencernaan.
Terdapat studi yang mengamati keberadaan mikroplastik di berbagai hewan komersial, seperti ikan, kerang, tiram, dan udang. Kerang dan tiram yang hidup di muara cenderung menelan mikroplastik, sebab air dan sedimen di daerah tersebut mayoritas telah terkontaminasi dengan mikroplastik. Contoh lain, ikan dan udang yang memakan hasil olahan hewan lainnya (misalnya tepung ikan) dapat terkontaminasi dengan mikroplastik yang ada dalam produk tersebut. Fakta ini memicu kekhawatiran mengenai konsumsi mikroplastik oleh manusia melalui konsumsi spesies laut yang terkontaminasi oleh mikroplastik.
Bahaya Mikroplastik Pada Manusia
Mikroplastik pada lingkungan laut yang mengandung bahan kimia dapat membahayakan dan sangat beracun bagi hewan maupun manusia. Mikroplastik pada hewan menyebabkan kerusakan fungsi utama yang biasanya menopang kesehatan dan keanekaragaman hayati. Begitu pula bagi manusia yang mengonsumsi hewan yang terkontaminasi mikroplastik dapat terganggu kondisi kesehatannya. Oleh karenanya keberadaan sampah plastik dapat meningkatkan risiko global penyakit manusia dan hewan melalui jalur kontaminasi.
Permasalahan akibat dari mikroplastik tidak hanya berdampak pada aspek ekologis saja. Akan tetapi juga membahayakan ketahanan pangan, keamanan pangan, serta terutama kesehatan manusia. Manusia sangat rentan terpapar mikroplastik melalui makanan yang telah terkontaminasi. Namun demikian, informasi tentang keberadaan mikroplastik dalam produk ini masih langka, tingkat paparan secara umum sebagian besar tidak diketahui, dan efek potensial pada konsumen kurang dipahami. Oleh karenanya perlu penilaian besar risiko lebih lanjut.
Dengan cara memahami proses dan mekanisme asimilasi mikroplastik dalam jaringan manusia serta efeknya terhadap kesehatan manusia, kita dapat menilai besar risiko yang ada. Metode ini mengadopsi kerangka kerja analisis risiko keamanan pangan untuk mengevaluasi bahaya dan risiko makanan laut yang terkontaminasi dengan mikroplastik terhadap konsumen. Dengan demikian, dampak mikroplastik pada kesehatan manusia dapat diketahui.
Penulis: Azmilatussalmah Fauziah
Editor: Tina Sekar Sari