FKM NEWS- Ibu menyusui membutuhkan banyak energi daripada ibu hamil karena pada saat menyusui seorang ibu akan memproduksi ASI. Oleh karena itu, seorang ibu harus meningkatkan konsumsi terhadap makanan dan minuman yang bergizi sehingga akan sebanding dengan besarnya energi yang dikeluarkan pada saat tubuh ibu memproduksi ASI. Menurut Yaneli, Fikawati, Syafiq, dan Gemiliy (2021) berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) di Indonesia ibu menyusui membutuhkan energi sebesar 2650 kkal/hari lebih besar dibandingkan ibu hamil yang membutuhkan energi kurang lebih 2430 kalori/hari.
Pada kondisi hamil, ibu cenderung untuk mengkonsumsi makanan dan minuman yang cukup banyak karena janin yang ada dalam perut ibu juga membutuhkan makan dan minum. Namun, pada fase laktasi seorang ibu cenderung mengurangi asupan zat gizi. Padahal pada fase laktasi tersebut seorang ibu juga perlu nutrisi yang cukup untuk memproduksi ASI yang berkualitas dimana ASI tersebut yang akan menjadi makanan bagi si bayi untuk menunjang tumbuh kembangnya. Kebutuhan energi ibu pada saat menyusui dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu konsumsi ibu saat hamil, kurangnya pengetahuan dan sikap mengenai tingginya kebutuhan gizi yang dibutuhkan ibu pada saat fase laktasi, kesibukan ibu mengurus bayi, berkurangnya konsumsi susu dan suplemen, adanya pantangan makan, serta kurangnya informasi dari tenaga kesehatan terkait jumlah kebutuhan gizi ibu pada fase laktasi. Seperti yang kita ketahui bahwa zat gizi dalam ASI dipengaruhi oleh makanan dan persediaan tubuh ibu. Oleh karena itu, apabila ibu menyusui kekurangan zat gizi maka kualitas ASI menjadi berkurang dan bahkan dapat berpengaruh terhadap kuantitas yang akan dikeluarkan sehingga apabila kualitas dan kuantitas tersebut menurun maka akan menyebabkan kesehatan dari si bayi akan terganggu.
Oleh karena, ASI sangat penting bagi bayi yang baru lahir sampai umur 6 bulan. Maka sebelum kelahiran, ibu juga harus memperhatikan asupan gizinya karena untuk menstabilkan cadangan lemak dalam tubuh ibu. Cadangan lemak tersebut dibutuhkan untuk perkembangan jaringan payudara dan untuk kebutuhan fisionlogis dalam produksi ASI serta dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan energy ibu untuk menghasilkan persediaan ASI kurang lebih dalam waktu 3 bulan. Oleh karena itu, sangat penting bagi keluarga, kerabat dekat, dan utamanya bagi ibu untuk memperhatikan zat gizi yang dikonsumsi selama kehamilan karena pada cadangan zat gizi yang dimiliki oleh ibu hamil akan digunakan pada fase menyusui. Meskipun terdapat cadangan zat gizi, ibu tetap harus meningkatkan konsumsi zat gizi pada saat menyusui atau pada fase laktasi karena energi yang dikeluarkan untuk memproduksi 1 liter ASI sekitar 700 kkal, serta ASI yang dikeluarkan selama 4 bulan menyusui hamir sama dengan kebutuhan energy pada saat ibu hamil.
Apabila sang ibu memiliki konsumsi gizi yang rendah dalam fase laktasi dapat menimbulkan risiko-risiko yang akan dihadapi diantaranya menipisnya persediaaan zat gizi yang akan berakibat pada kesehatan ibu, membahayakan gizi dan kesehatan anak yang sedang tumbuh.
Menurut studi yang ditemukan apabila konsumsi ibu terhadap zat gizi rendah maka kemungkinan akan menyebabkan sang ibu tidak dapat menyusui sampai 6 bulan. Penelian lain juga menunjukkan bahwa konsumsi zat gizi ibu yang rendah sangat berhubungan dengan persepsi ketidakcukupan air susu ibu (PKA). Persepsi ketidakcukupan air susu ibu (PKA) merupakan suatu kondisi dimana ibu merasa bahwa ASI-nya tidak cukup untuk memnuhi kebutuhan gizi dari si bayi. PKA ini merupakan salah satu penyebab utama kegagalan ASI eksklusif di dunia. Umumnya bayi yang zat gizinya tidak terpenuhi pada fase laktasi akan menyebabkan penyakit stunting. Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak mulai dari pertumbuhan otak dan juga pertumbuhan tubuh yang disebabkan oleh kekurangan gizi dalam jangka waktu yang cukup panjang.
Konsumsi energi ibu hamil sangat penting untuk diperhatikan baik diperhatikan oleh sang ibu maupun oleh sang suami, keluarga dan juga kerabat dekat karena selain diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, sebagai cadangan lemak yang akan digunakan saat menyusui, juga untuk menjaga agar ibu mengonsumsi energi dalam jumlah cukup saat menyusui. Selain itu, diharapkan bagi ibu yang sedang menyusui untuk mengkonsumsi energy sebesar 2273 kkal/ hari untuk mencukupi kebutuhan zat gizi ibu maupun sang bayi yang mendapat asupan dari Air Susu Ibu.
Kontributor : Syafira Septika Nur Aisyah
Email : syafira.septika.nur-2020@fkm.unair.ac.id
Link jurnal ilmiah terkait : https://e-journal.unair.ac.id/AMNT/article/view/16859