Makan Kerupuk Enak Sih ! Tapi Hati-Hati Renyahnya Kerupuk Bisa Sebabkan Kegemukan

FKM NEWS – Gizi lebih merupakan salah satu masalah kesehatan yang mengalami peningkatan prevalensi. Gizi lebih dapat terjadi pada semua kelompok usia termasuk remaja. Faktor utama gizi lebih adalah ketidakseimbangan energi yang masuk dan dikeluarkan dari dalam tubuh. Ketidakseimbangan energi didalam tubuh dapat berhubungan dengan pola makan, dan aktivitas fisik. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan pola makan dan aktivitas fisik dengan gizi lebih pada remaja di Pondok Pesantren.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain penelitian cross-sectional. Sampel penelitian ini merupakan santri pondok pesantren sumber bunga yang telah memenuhi kriteria inklusi dan terbebas dari kriteria eksklusi. Jumlah sampel sebesar 75 orang diambil dengan teknik simple random sampling. Variabel penelitian meliputi gizi lebih dengan indikator IMT/U, pola makan, kecukupan energi, aktivitas fisik, energi out, uang saku, dan durasi tidur. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengukuran antropometri danwawancara dengan menggunakan food frequency questionnaire(FFQ), food recall2x24 jam, dan kuesioner recall aktivitas fisik 2×24 jam.
Hasil dari penelitian ini frekuensi makan kerupuk, kecukupan energi, aktivitas fisik ringan, energi out tinggi, dan uang saku >rata-rata berhubungan dengan gizi lebih, sedangkan durasi tidur tidak berhubungan dengan gizi lebih. Sebaiknya pondok pesantren mengadakan pemeriksaan kesehatan rutin, mengadakan penyuluhan kepada santri akan pentingnya konsumsi buah dan sayur serta memfasilitasi ketersediaan sayur dan buah di koperasi dan kantin pesantren, mengadakan program olahraga rutin, dan menerapkan manajemen uang saku saku.
Ternyata makan kerupuk jadi salah satu faktor risiko terjadinya obesitas. Hampir sama dengan gorengan, faktanya kerupuk tidak bernutrisi serta memiliki kandungan kalorinya cukup tinggi karena minyak dari kerupuk. Apalagi kerupuk biasa disantap bersama dengan nasi atau mie yang memiliki kandungan karbohidrat tinggi.
Penulis: Tunjung Senja Widuri

URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/91661