Hingga saat ini, pandemi Covid-19 telah menjadi perhatian dunia. Berbagai strategi diterapkan untuk mencegah dan memerangi penyakit global yang menyerang sistem pernapasan manusia. Namun, tidak ada obat-obatan dan metode pengobatan yang ditemukan secara efektif untuk menyembuhkan pasien yang terinfeksi coronavirus. Keadaan ini mendorong potensi obat herbal dan terapi yang melibatkan minyak atsiri hutan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh sekaligus mengurangi infeksi akibat virus corona baru. Mengapa minyak atsiri ini memiliki peran penting dalam praktik penyembuhan untuk tubuh dan jiwa manusia. Beberapa negara maju obat herbal seperti Cina dan India menggunakan minyak atsiri sebagai terapi dan alternatif yang populer untuk berbagai pengobatan penyakit. Kondisi tersebut juga diterapkan oleh masyarakat lokal di Indonesia sebagai terapi,aromatik (wewangian), kosmetik, atau praktik spiritual.
Namun tidak hanya itu saja, penggunaan minyak atsiri oleh masyarakat lokal secara tradisional juga digunakan untuk berbagai penyakit dan gangguan fungsi tubuh. Umumnya minyak atsiri dioleskan untuk mengobati luka dan infeksi kulit, penangkal gigitan berbisa,mengobati batuk, demam, kudis, meredakan nyeri otot, dan gangguan pencernaan. Stres, insomnia, asma, dan beberapa gangguan pernafasan juga dapat disembuhkan melalui pengaplikasian minyak atsiri aromaterapi. Beberapa minyak atsiri tertentu juga digunakan sebagai obat herbal untuk antirematik, sembelit, malaria dan lain-lain.
Sebagai obat herbal, minyak atsiri dimanfaatkan melalui pijat, mandi uap, kosmetik, penciuman atau psiko aromaterapi. Beberapa minyak atsiri seperti minyak cendana, kenanga, kamper, benzoin, dan minyak pala diterapkan dengan terapi pijat untuk mendapatkan efek penyembuhan. Dalam aplikasi aromaterapi, sebagian besar aroma minyak atsiri memberikan efek relaksasi. Kemudian minyak kamper juga telah diakui potensinya untuk mengobati masalah sistem pernapasan dan meningkatkan sirkulasi darah serta sistem kekebalan tubuh.
Terlepas dari manfaat tersebut, penggunaan minyak atsiri juga dapat mendorong penyembuhan pasien yang dinyatakan positif covid-19 , dan pemulihan pasien rata-rata selama sepuluh hingga sembilan belas hari setelah penggunaan. Kombinasi yang digunakan seperti cendana, benzoin, lavender, adas, dan Eucalyptus yang diterapkan lebih dari tujuh hari berturut-turut. Respon pasien yang dinyatakan positif covid-19 terhadap sensasi menghirup minyak atsiri menunjukkan efek relaksasi dan membantu meringankan sistem pernapasan yang tersumbat. Dalam masalah ini, menghirup campuran minyak atsiri membantu meringankan pernapasan seluruh pasien Covid-19. Kondisi stress tinggi yang dihadapi pasien juga bisa dikurangi melalui aroma menyenangkan yang membangkitkan semangat dan perasaan senang. Penggunaan minyak atsiri tertentu seperti kayu putih dengan kandungan 1,8 cineole terbukti dapat meningkatkan sistem imun dan melegakan pernafasan, kondisi inilah yang diinginkan dalam penanganan Covid-19.
Penulis: Lena Saputri
Editor: Ivana Laily