Pemasaran Feminisme Melalui Lingkup Media Anak Muda: Kajian Terkait Animasi Disney dan Pixar

FKM NEWS – Masalah perihal kesetaran gender marak terjadi pada lingkup kehidupan bermasyarakat. Salah satu aliran yang mempelajari kesetaran gender adalah feminisme. Feminisme merupakan sebuah gerakan sosial dan disiplin pemikiran yang menyoroti stereotip tatanan gender yang dominan, kategorisasi yang membatas serta pengistimewaan suara pada suatu gender tertentu (Hearn dan Hein, 2015 dalam Schiele, Louie, dan Chen, 2020). Pemasaran feminisme sudah kian dilakukan dengan berbagai cara di berbagai platform, salah satunya adalah dalam dunia perfilman animasi Disney dan Pixar.

Animasi Disney dan Pixar mengungguli pesaing media anak muda dengan merepresentasikan kehidupan perempuan. Salah satu dari sekian banyak film Disney yang terkenal adalah Aladdin. Dengan putri Jasmine sebagai pemeran utamanya, penggambaran perjuangan seorang putri yang melawan stereotip perjodohan dan norma-norma patriaki yang melekat kuat. Pemberontakan perempuan melawan struktur patriarki yang kaku merupakan penggerak narasi Disney yang dipimpin oleh perempuan.

Secara tegas, Disney memberikan kesan bahwasannya wanita muda harus bertahan, bergerak melampaui harapan dan melanggar batasan gender tradisional. Dalam lingkup bisnis, hal tersebut bisa mempromosikan pesan positif yang mendorong orang untuk melampaui norma gender yang menjadi ciri khas dalam berkehidupan masyarakat.

Dalam Disney sendiri, terdapat empat jenis bentuk tema feminisme. Yang pertama merupakan tema melampaui harapan patriarki yang menggambarkan seorang wanita yang memberontak dan menerobos harapan patriarki dengan kerja keras dan ketekunan guna mencapai sebuah aktualisasi diri. Film Moana, Princess and the Frog, Zootopia, Frozen dan The Little Mermaid merupakan beberapa film yang menggambarkan tema tersebut.

Kemudian terdapat tema menolak domestikasi yang memberi kesan emansipasi dari peran wanita yang didomestikasikan. Film Tangled dan Beauty and the Beast merupakan film dengan tema tersebut. Lalu, tema interpretasi ulang arti cinta sejati yang menggambarkan seorang pahlawan membuat pilihan romantis mereka sendiri dan menginterpretasi ulang makna dari cinta sejati diluar dari pasangan romantis. Film Ralph Breaks the Internet dan Brave merupakan film yang menceritakan tema tersebut. Yang terakhir merupakan tema menyesuaikan atribut dan peran maskulin. Dalam tema ini, pahlawan wanita mengadopsi sifat-sifat yang dianggap maskulin oleh masyarakat luas. Mulan adalah salah satu film yang menggunakan alur ini.

Penyampaian edukasi bisa dilakukan dengan berbagai macam cara. Pengambilan atensi dalam pemasaran feminisme pun dilakukan dengan film yang ditonton. Dengan mendobrak batasan gender, karakter putri yang digambarkan harus taat dengan kehidupan kerajaan kini terlihat melawan stereotip dan kehidupan yang berpegang teguh dengan patriarki. Dengan begitu, pemasaran feminisme disampaikan dengan tuntas guna untuk memupukkan masyarakat sejak dini mengenai norma-norma gender.

Penulis: Naura Iqbar Herasmana

Editor: Annisa Awip Alvionita