Sarasehan With Dekanat sebagai Wadah Optimalisasi Aspirasi dan Advokasi Mahasiswa FKM UNAIR

0

FKM News –Aspirasi mahasiswa merupakan bentuk dari perwujudan tujuan dan harapan untuk mengusung kehidupan kampus yang lebih baik ke depannya. Maka dari itu, guna memfasilitasi penyuaraan aspirasi tersebut, Badan Legislatif Mahasiswa (BLM) Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (UNAIR) menggelar kegiatan Sarasehan With Dekanat (SAWID) pada hari Selasa (26/04/2022) melalui platform Zoom Meeting. SAWID merupakan program kerja tahunan dari Komisi I BLM FKM UNAIR yang bertujuan untuk mengadvokasikan aspirasi mahasiswa kepada pihak dekanat.

Sesuai namanya, kegiatan tersebut dihadiri oleh jajaran dekanat FKM UNAIR sebagai pembicara. Selain itu, turut hadir pula jajaran Bagian Akademik, jajaran Bagian Kemahasiswaan, jajaran Bagian Keuangan, serta jajaran Bagian Sarana Prasarana.

Perlu diketahui, sebelum forum audiensi diadakan, BLM FKM UNAIR sendiri telah menjaring aspirasi dari mahasiswa FKM UNAIR melalui situs Google Form terhitung mulai tanggal 9 hingga 16 April 2022. Topik akan aspirasi tersebut berkaitan dengan beberapa hal meliputi program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), proses administrasi, kegiatan perkuliahan, serta kegiatan mahasiswa.

Dimoderatori oleh Tesalonika, mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat Angkatan 2019, kegiatan tersebut dimulai pada pukul 15.00 WIB. Pemaparan hasil survei aspirasi mahasiswa FKM UNAIR oleh Komisi I BLM FKM UNAIR merupakan agenda yang mengawali kegiatan SAWID. Pemaparan hasil survei disampaikan dengan metode presentasi dengan menjelaskan beberapa hal yang berkaitan dengan topik pembahasan.

Kemudian, agenda dilanjutkan dengan sesi tanggapan oleh jajaran Dekatan. Topik yang dibahas pertama adalah mengenai program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Salah satu permasalahan yang berkaitan dengan topik ini adalah kendala mahasiswa untuk melakukan konversi Sistem Kredit Semester (SKS). Kendala tersebut berkaitan dengan pertimbangan akan mata kuliah apa saja yang dapat dimasukan ke program MBKM. Solusi yang diberikan dalam mengatasi permasalahan ini adalah mahasiswa harus melakukan konsultasi dengan dosen wali terlebih dahulu terkait konversi SKS. Setelah disetujui oleh dosen wali, mahasiswa dapat mengajukan konversi SKS tersebut ke prodi dan tim konversi SKS untuk selanjutnya dibuatkan catatan khusus sebagai tanda persetujuan konversi SKS.

Untuk pembahasan kedua mengenai kegiatan administrasi, salah satu permasalahan yang terjadi adalah mengenai alur mekanisme persuratan. Banyak mahasiswa yang masih belum memahami mekanisme persuratan. Pak Suwandi selaku Kepala Bagian Akademik menegaskan bahwa untuk alur mekanisme persuratan sendiri dapat dilihat melalui media sosial dari Bagian Akademik FKM UNAIR di Instagram dan Facebook.

Selain itu, kendala lain akan masalah persuratan ini berkaitan dengan lambatnya proses administrasi. “Kalau untuk keterlambatan sendiri itu biasanya terletak pada format surat yang disampaikan oleh mahasiswa.  Contohnya ketika mahasiswa ingin mengikuti ujian susulan dan mereka membuat surat sendiri namun tidak sesuai dengan prosedur, hal inilah yang membuat perizinan menjadi lama untuk diproses,” ujar Pak Suwandi.

Beranjak pada topik pembahasan ketiga yang berkaitan dengan kegiatan perkuliahan, tampaknya topik pembahasan ini merupakan salah satu pembahasan yang cukup ditunggu-tunggu oleh mahasiswa FKM. Permasalahan yang diangkat pada topik ini berkaitan dengan metode perkuliahan luar jaringan (luring) yang hanya diberlakukan pada mahasiswa semester 2. Ada beberapa pertimbangan dari pihak dekanat untuk tidak memberlakukan pembelajaran secara luring bagi semua angkatan. Salah satunya berkaitan dengan banyaknya mahasiswa luar Surabaya yang mengajukan keringanan Uang Kuliah Tunggal (UKT) disebabkan oleh masalah finansial yang terdampak pandemi sehingga ini akan memberatkan mereka untuk hadir di kampus karena turut melibatkan usaha dari segi finansial.

Namun, Dr. Athoillah Isfandiari selaku Wakil Dekan 2 menegaskan bahwa tidak menutup kemungkinan untuk kegiatan perkuliahan sendiri nantinya akan dirancang menjadi hybrid ketika situasi telah membaik mengingat bahwa terdapat beberapa mata kuliah yang harus mencapai learning outcome seperti vokasional dan praktikum. “Apabila ada mata kuliah yang hanya menggunakan metode ceramah dosen, maka boleh memilih untuk dilakukan secara luring atau tetap daring,” pungkas Dr. Athoillah Isfandiari.

Penulis: Annisa Az Zahra

Editor: Vina Himmatus S.