FKM NEWS– Nesya Anggi Puspita, S.KM. atau yang kerap dipangil dengan “Mbak Nesya” adalah alumni Fakultas Kesehatan Masyarakat UNAIR angkatan 2008 yang saat ini menjadi CEO Grandis Home. Sebelum meniti karir di bidang bisnis Home Decor, Nesya sempat bekerja di Oil and Gass yakni di Exxon Mobile. Karena merasa masih kecil benefit yang ia berikan untuk lingkungan sekitar, Nesya memilih untuk resign dan mendirikan usahanya sendiri yang ia namai Grandis Home. Grandis Home merupakan company yang menyediakan aneka produk peralatan dan dekorasi rumah seperti Home Decor, Furniture, Artificial flowers, dan Wooden tableware. Pada akhir 2015 trend barang yang berwarna pastel sempat booming dan persaingan belum seketat sekarang. Akhirnya, Nesya memulai bisnis Grandis Home miliknya. Di Desanya sendiri terdapat pengrajin kayu yang sduah belasan tahun. Namun, ketika trend barang pastel menurun, Nesya berusaha mencari cara dengan memutuskan belajar untuk ekspor. Pada tahun 2019 mendapat ekspor perdana, terdapat beberapa perusahaan yang mulai melirik untuk ekspor.
Seiring berkembangnya waktu, Grandis Home semakin meluas dan dikenal oleh masyarakat mancanegara dan lintas negara. Tidak main-main, Nesya juga telah berhasil memasarkan produknya sampai ke negeri sakura dengan kuantitas yang lumayan besar. Saat diwawancarai melalui telepon seluler (25/6) Nesya menjelaskan bahwa usaha yang ia rintis dari nol ini dapat memberikan dampak secara sosial dan ekonomi untuk lingkungan sekitar. Meskipun basic pendidikannya adalah kesehatan, namun Nesya tetap semangat dan punya tekad kuat mencetak lapangan kerja untuk masyarakat yang ada disekitarnya.
Bisnisnya dilatarbelakangi dengan potensi yang ada yaitu para perajin lokal. Sejak tahun 2020 melibatkan ibu-ibu suntuk memproduksi barang dari serat alam dan mengadakan pelatihan kepada ibu-ibu. Selain itu, Nesya juga memberdayakan anak-anak SMK sekitar desa untuk menambah uang jajan.
“Di FKM dari awal kita sudah sering berkecimpung di masyarakat sehingga kita telah terbiasa. mengatur orang memang susah, membuat orang bekerja dll, karena niat Kita memberi income kepada mereka.” Pungkasnya saat diwawancarai oleh Tim FKM News.
Harapannya melalui Social and Sustainabilty Entrepeneurship ini lebih dapat berdampak bagi orang-orang disekitarnya. Nesya mengaku tantangan yang ia hadapi yakni karena tidak ada background dalam bidang arsitek atau desain produk karena basic pendidikannya di bidang Kesehatan. Selain itu, dampak pandemi Covid-19 juga menjadi tantangan bisnis baginya. Menurutnya dalam merintis usaha ekspor tidaklah bisa cepat.
“Pesan untuk yang masih mahasiswa silahkan dipikirkan kalian ingin jadi apa. Jika memutuskan ingin jadi profesional kalian harus tekad. Jika ingin menjadi entrepreneur pikirkan dari sekarang agar bisa merintis. Bisa jualan dari sekarang, yang seadanya dulu. Hasilkan uang sedikit demi sedikit mulai dari sekarang. Dengan memulai dari sekarang kita menabung ilmu dan menabung gagal. Kalau habis kuliah baru memulai sayang sekali. Investasi ilmu dari sekarang dan menghabiskan hasil gagal.” Pungkas Nesya.
Baginya, background sebagai seorang sarjana Kesehatan Masyarakat tidak menjadi halangan baginya untuk berkecimpung didunia bisnis. Menurutnya yang terpenting adalah investasi ilmu dan semangat kegigihan dalam memulai bisnis. Bisnis ini dapat mendorong terwujudnya pencapaian SDG’s khususnya dalam tujuan menciptakan pertumbuhan ekonomi lapangan pekerjaan (SDG ke 8) dan juga mendorong adanya arus utama kegiatan berbasis gender dalam SDGs ke 5.
Kontributor : Diah, Shalikul, Ambar