APHSA FKM UNAIR Ajak Mahasiswa Kajian Bersama Tentang Kesehatan Calon Ibu Kota Baru

FKM NEWS – Jakarta sebagai pusat pemerintahan saat ini dinilai sudah memiliki permasalahan kompleks seperti polusi, kepadatan penduduk, dan kemacetan. Menurut Badan Pembangunan Nasional (Bappenas), rencana pemindahan ibu kota sudah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 dengan maksud mengurangi beban yang selama ini ditanggung oleh Jakarta sekaligus memberi kesempatan bagi daerah luar Jawa untuk berkembang lebih cepat .

Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur dipilih sebagai calon ibu kota baru bagi Indonesia. Menilik dari keilmuan kesehatan masyarakat, Divisi Kajian dan Keprofesian, Airlangga Public Health Student Association (APHSA) mengadakan Kajian Bersama APHSA dengan tema Seberapa Sehat Calon Ibu Kota Kita?. Kajian bersama APHSA itu berlangsung pada Jumat (27/09/2019) dan bertempat di Gazebo Tengah FKM.

Anindya Parama Frihanggrahita, Ketua APHSA 2019, menjelaskan dipilihnya tema tersebut karena hubungan perpindahan ibu kota ini pasti akan menambah populasi yang ada di ibu kota baru. Penambahan populasi ini akan berjalan seiringan dengan bertambahnya permasalahan kesehatan.

“Permasalahan disini bukan hanya kesehatan fisik saja tetapi juga kesehatan mental dan sosial. Maka dari itu, kita juga harus menyoroti bagaimana kesiapan masyarakat disana, sistem pendidikan, sistem perekonomian, dan sistem lainnya di Kalimantan ini sebagai calon ibu kota baru,” ucap mahasiswa yang akrab disapa Fria itu.

Fria menambahkan sebagai mahasiswa kesehatan masyarakat, harus bisa melihat ke depan permasalahan apa yang akan terjadi dan dapat mencegah permasalahan tersebut. Salah satunya adalah peka terhadap isu terkini dan melihat isu tersebut dari perspektif kesehatan.

“Sebaiknya kita selalu belajar untuk peka dengan isu terkini dan bisa melihatnya dari perspektif kesehatan sebagai salah satu wujud pengamalan ilmu yang dapat kita lakukan sebagai mahasiswa kesehatan masyarakat,” lanjut Fria.

Sama halnya dengan Fria, Ainun Azizah Ramadhani (Ainun), Kepala Divisi Kajian dan Keprofesian APHSA juga ingin mengajak mahasiswa FKM lebih kritis dengan isu terkini dan melihat dari sisi kesehatan melalui kajian tersebut.

“Kami ingin menciptakan iklim diskusi yang nyaman bagi peserta diskusi terutama para mahasiswa baru yang ikut hadir, maka kami memilih pemantik dari mahasiswa yang jarak angkatannya tidak terlalu  jauh, sehingga tidak akan mengintimidasi peserta diskusi karena kita setara dan sama-sama belajar satu sama lain,” jelas Ainun.

Menurut Ainun, kesehatan masyarakat itu luas. Tidak bergerak di satu bidang saja yaitu masalah kesehatan, tetapi juga hal yang dapat memengaruhi masalah kesehatan itu sendiri.

“Dengan diadakan diskusi ini kita menemukan fakta ternyata sektor lain yang tidak berhubungan dengan kesehatan juga memiliki pengaruh signifikan dengan kesehatan. Misalnya administrasi di wilayah calon ibu kota ternyata masih belum optimal sehingga pencatatan BPJS bisa saja terganggu. Hal-hal seperti inilah yang kita harapkan dapat menimbulkan sikap kritis bagi mahasiswa kesehatan masyarakat untuk berpikir secara luas dan menemukan dampaknya bagi kesehatan,” pungkasnya.

 

Penulis : Charisma Agustin

Editor : Galuh Mega Kurnia