Hubungan Faktor Personal dengan Unsafe Action Pekerja Mekanik di Sektor Manufaktur : Literature Review

FKM NEWS- Sustainable Development Goals (SDGs) pada goals ke 8 yang berbunyi “pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi” yaitu setiap negara mempunyai tujuan untuk mempromosikan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan inklusif, serta lapangan pekerjaan dan pekerjaan yang layak untuk semua kalangan masyarakat. Hal ini berkesinambungan dengan goals ke 3 yang berbunyi “menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia” dengan salah satu target yang ingin dicapai adalah mengurangi setengah jumlah kematian global dan cidera akibat kecelakaan yang terjadi di dunia kerja. Hampir 2,3 juta orang di seluruh dunia meninggal karena kecelakaan kerja setiap tahun, dengan lebih dari 6.000 kasus kematian setiap hari. Sekitar 80% kecelakaan kerja disebabkan oleh unsafe action karena faktor individu. Pekerja di sektor industri manufaktur yang paling berisiko melakukan unsafe action adalah pekerja mekanik karena bersentuhan langsung dengan peralatan, mesin dan proses produksi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa dan mengidentifikasi hubungan antara faktor personal dengan unsafe action pekerja mekanik di sektor manufaktur.

Penelitian ini merupakan penelitian literature review. Data yang diperoleh berasal dari data base jurnal yang meliputi Google scholar, Proquest, Springerlink dan Scopus. Data penelitian berasal dari penelitian dengan publikasi 10 tahun terakhir, membahas hubungan antara faktor personal dengan unsafe action pada pekerja mekanik di sektor manufaktur, menggunakan pendekatan cross sectional dan case control serta berasal dari jurnal penelitian dengan akreditasi sinta ≤ 3 atau jurnal internasional terindeks google scholar.

Hasil penelitian menunjukkan pekerja mekanik dengan kelompok umur ≥ 35 tahun, masa kerja ≥ 10 tahun atau kelompok pekerja lama, tingkat pendidikan antara SD sampai SLTP/SMP, kategori pengetahuan K3 kurang baik lebih banyak melakukan tindakan unsafe action, kelompok pelatihan K3 kurang baik menunjukan unsafe action lebih banyak sebesar 60-70%, motivasi berperilaku aman terutama pada motivasi kesadaran akan alat pelindung diri (APD) dan frekuensi bahaya ergonomis, unsafe action lebih banyak terdapat pada kategori sikap kerja kurang baik sebesar 66,7%, kelelahan emosional tinggi dalam melakukan unsafe action tingkat tertinggi ketika norma unsafe action kelompok dan kontrol pribadi atas pekerjaan tinggi.

Kesimpulan dari penelitian ini, tidak ada hubungan antara faktor personal variabel umur, tingkat pendidikan dan kelelahan kerja dengan unsafe action tetapi, ada hubungan antara faktor personal variabel masa kerja, pelatihan, pengetahuan K3, motivasi berperilaku aman dan sikap kerja dengan unsafe action pada pekerja mekanik di sektor manufaktur. Sehingga saran yang dapat diberikan adalah sektor manufaktur perlu mengadakan pelatihan maupun pengarahan yang terjadwal untuk meningkatkan pengetahuan K3 dan unsafe action pada pekerja, melakukan job rotation sesuai dengan skill pekerja setiap < 10 tahun, memberikan reward bagi pekerja yang patuh dan melakukan safe action.

Kontributor:
Dr. Santi Martini, dr., M.Kes
Monalisa Ma’rifat, S.KM