Pemberian Vaksin Covid 19 Diperkirakan Mundur Hingga Tahun Depan

FKM NEWS – PT Bio Farma (Persero) memproyeksikan vaksinasi Covid-19 dapat diberikan pada awal Februari 2021, setelah mendapatkan izin penggunaan darurat (emergency use authorization/EUA) dari BPOM. “Sampai saat ini kami masih melakukan progres uji klinis 1.620 relawan untuk uji klinis tahap 3. Semua berjalan lancar tidak ada indikasi yang menunjukkan kejadian serius, Rencananya minggu pertama Januari 2021 kami memberikan interim report untuk mendapatkan EUA dari BPOM. Kita targetkan awal Februari bisa diberikan vaksin massal,” kata Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir, Rabu 25 November 2020.

Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhajir Effendy mengatakan pemerintah menargetkan pemberian Vaksin Covid 19 gratis kepada 60 juta penduduk. Menurutnya, vaksin akan diprioritaskan bagi tenaga kesehatan yang benar-benar kontak dengan pasien corona. Sedangkan sisanya akan dipertimbangkan kemudian.

Vaksin yang sejak awal selalu gencar diperbincangkan ini akhirnya menemui titik terang pada akhir tahun ini, seperti yang disebut Direktur Bio Farma yang kemungkinan akan memberikan vaksin pada awal februari. Target Vaksin yang akan diberikan terlebih dahulu kepada siapa juga terus menjadi pertanyaan masyarakat yang tak kunjung menuai kepastian, namun dilansir dari CNN Indonesia Menko PMK menyebut 60 juta penduduk terutama tenaga kesehatan. Lalu Bagaimana sisa dari 60 juta penduduk yang belum mendapat kepastian?

Beredar berita bahwa sebagian besar penduduk Indonesia juga enggan diberikan vaksin, berdasarkan survei populi center yaitu sekitar 40 persen enggan diberikan vaksin. Menanggapi hal tersebut memang virus covid19 yang terjadi di Indonesia tidak secara menyeluruh penduduk terkena virus ini, pemerintah dalam hal ini diharapkan mampu memilah prioritas yang menjadi target siapa yang akan diberikan vaksin terlebih dahulu. Sungguh di sayangkan jika pemerintah juga tidak mampu memilah dengan baik prioritas yang harus diberikan terlebih dahulu.

Penulis: Tunjung Senja Widuri